Chapter 19. Inflation, Productivity, and Income Distribution
(INFLASI, PRODUKTIVITAS, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN)
- Kenaikan harga menyebabkan equilibrium pasar barang berubah, misalnya pengeluaran pemerintah atau investasi secara exogenous meningkat sehingga equilibrium pasar barang berubah dan Pendapatan Nasional meningkat, namun di pasar uang belum equilibrium.
- Kenaikan harga berpengaruh pada pasar barang dan pasar uang, dengan asumsi General Keynessian (0<p’<1).
- Harga naik berpengaruh pada asset real (berkurang) sehingga konsumsi berkurang.
- Harga naik menguntungkan produsen, butuh banyak tenaga kerja sehingga permintaan tenaga kerja naik dan penawaran tenaga kerja berkurang
- Peningkatan harga sebagai akibat terdapatnya permintaan yang berlebih (excess demand) untuk barang dan jasa oleh konsumen dan investor sehingga melebihi kapasitas potensial dalam ekonomi, hal ini disebut Demand Pull Inflation (Inflasi tekanan permintaan).
- Teori Cosh push inflation (Inflasi Biaya Produksi): kenaikan harga disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Tingkat pendapatan riil yang berkaitan dengan harga yang stabil akan berkurang bila kurva penawaran naik dengan permintaan yang tidak berubah. Produsen yang menguasai pasar dan serikat buruh menuntut kenaikan upah.
- Demand pull cenderung untuk menaikkan employment dan sebaliknya cosh push mengurangi employment.
- Inflasi adalah melikuidasi diri sendiri dalam model statistik, mungkin mempercepat kurva penawaran tenaga kerja bergeser lebih cepat ke atas dibanding produktivitas pada full employment dengan kebijakan permintaan agregat validasi cosh push.
- Pada jumlah tenaga kerja yang sama, produktivitas tenaga kerja mengalami kenaikan dengan meningkatnya output, sehingga upah dan permintaan tenaga kerja juga meningkat, naik dengan tingkat yang sama.
Chapter 20. Inflation and Unemployment The Phillips Curve
(INFLASI DAN PENGANGGURAN: KURVA PHILLIPS)
- Asumsi dari konstruksi kurva Phillips adalah bahwa tingkat perubahan upah (Ẁ) naik ditentukan oleh besarnya excess demand (kelebihan permintaan) akan tenaga kerja. Selain excess demand, tingkat perubahan upah (Ẁ) juga disebabkan oleh excess supply (kelebihan penawaran) akan tenaga kerja, dimana tingkat perubahan upah (Ẁ) merupakan fungsi dari pengangguran {g(u) } ; g’<0. Kurva Phillips memberi arti bahwa tingkat upah merupakan fungsi dari pengangguran, dimana bila pengangguran naik maka upah akan naik dan sebaliknya.
- Tidak akan mungkin terjadi tingkat pengangguran yang negatif.
- Perlu waktu untuk perubahan tingkat upah, khususnya menurunkannya, jadi W tidak mungkin mendekati 0, karena tingkat pengangguran tumbuh lebih besar, tetapi tidak akan mencapai seperti pengurangan upah.
- Analog dengan Extreme Keynesian Model: permintaan upah nominal tidak mempengaruhi peningkatan harga yang diharapkan.
- Harga yang diharapkan (Pe) naik maka kurva Phillips akan bergeser naik sehingga kenaikan upah menjadi lebih besar dan pengangguran juga makin besar.
- Dalam jangka pendek, bertambahnya output akan menambah kesempatan kerja. Karena jumlah tenaga kerja dianggap konstan maka penambahan kesempatan kerja akan mengurangi pengangguran.
- Pada long-run equilibrium dengan tingkat inflasi yang konstan, biasanya tingkat inflasi harapan akan sama dengan tingkat actual.
Chapter 21. Introduction to Stock-Adjustment Dynamics
(PENGANTAR UNTUK PENYESUAIAN PERSEDIAAN DINAMIS)
- Pendapatan Nasional pada saat kondisi equlibrium jangka pendek ditentukan (dipengaruhi) oleh besarnya persediaan uang, pengeluaran pemerintah, dan berkaitan juga dengan besaran perubahan-perubahan penerimaan pajak. Di sisi lain, penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah adalah variabel yang akan menentukan besarnya defisit anggaran (anggaran pemerintah). Dimana dinamika defisit anggaran merupakan selisih antara penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah. Bila defisit anggaran terjadi maka dibiayai dengan penciptaan uang.
- Pada kondisi defisit anggaran, pemerintah memerlukan persediaan uang. Hal ini karena apabila diinginkan perekonomian dapat mencapai keseimbangan jangka pendek semula, dan/atau tetap bertumbuh sesuai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, defisit anggaran‘ tersebut harus ditutup dengan persediaan uang. Guna memperoleh persediaan uang, pemerintah (melalui Departemen Keuangan) akan menjual surat-surat berharga (surat-surat hutang; obligasi, tresury bill, dan lainnya) kepada Bank Sentral, dan diperoleh sejumlah persediaan uang primer‘ tertentu yang diinginkan.
- Besaran tingkat konsumsi merupakan fungsi (dipengaruhi oleh) pendapatan nasional dan besarnya perubahan-perubahan penerimaan pajak.
- Pada ekulibrium jangka pendek ini merupakan suatu equilibrium instan. Yaitu equlibrium bersyarat pada suatu persediaan uang tertentu.
- Jika equilibrium pasar barang–pasar uang bergerak terus hingga melampaui equilibrium Pendapatan Nasional, maka akan terdapat surplus anggaran melampaui titik awal equilibrium tersebut. Pada kondisi yang demikian ini, maka pemerintah (melalui Departemen Keuangan) akan menutupi hutang-hutangnya pada Bank Sentral (menarik surat-surat hutang; obligasi, tressury bill, surat berharga lainnya).
- Stabilitas clear-cut dari model ini sebagian tergantung pada penyederhanaan asumsi, bahwa tingkat harga surat hutang adalah konstan sepanjang proses penyesuaian.Oleh karenanya, dengan penyesuaian harga yang lambat, sistem pembiayaan uang dalam model sederhana bersifat stabil. Penyesuaian harga yang cepat dapat mengubah ketidakstabilan ini ketika kondisi-kondisi awal menciptakan suatu defisit anggaran.
- Peningkatan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan Pendapatan Nasional dengan peningkatan terkait dengan multiplier kebijakan fiskal. Pada keseimbangan jangka pendek, pendapatan meningkat sehingga pajak juga naik, supaya defisit anggaran = 0 maka perubahan pengeluaran pemerintah harus sama dengan pengeluaran pemerintah lewat perubahan pajak.
- Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap persediaan uang yang meningkat karena otoritas monoter juga responsif terhadap suku bunga.
- Dengan aset-aset riil dalam fungsi konsumsi, suatu peningkatan dalam cadangan atau hutang pemerintah yang dipergunakan guna membiayai suatu defisit anggaran awal. Ketika net worth publik meningkat, pengeluaran konsumen naik, yang meningkatkan permintaan dan output pada tingkat awal suku bunga.
- Pertumbuhan aset-aset riil pada pembiayaan uang atau pembiayaan surat hutang pada defisit akan menggeser pendapatan menuju equilibrium dan mengurangi defisit. Sebaliknya, jika pendapatan lebih besar dari saat equilibrium awal, surplus anggaran akan mengurangi nilai asset riil, salah satunya melalui penyusutan persediaan uang atau penghapusan hutang pemerintah, waktu ini mengurangi surplus.
- Efek kekayaan dalam kurva pasar barang juga berperan bagi stabilitas dalam kasus pembiayaan surat hutang. Ketika total aset riil meningkat, permintaan atas uang meningkat namun kurang dari peningkatan kekayaan asli. Karena peningkatan kekayaan menyebar pada semua aset.
- Bila asset dalam bentuk obligasi meningkat maka pasar uang akan bergerak naik dan pendapatan nasional naik. Obligasi naik dapat menyebabkan pengeluaran pemerintah naik dan konsumsi yang meningkat.
- Crowding out mengacu pada kecenderungan peningkatan pengeluaran pemerintah, atau pemotongan pajak, atau menurunkan investasi swasta. Hal ini cenderung mengimbangi efek-efek peningkatan asli dalam pengeluaran pemerintah.
- Crowding out penuh dalam sisi permintaan. Suatu peningkatan dalam pengeluaran pemerintah menarik suku bunga cukup besar untuk menciptakan suatu penurunan imbangan. Hal ini merupakan tahap awal dari crowding out, yang menentukan seberapa jauh kurva permintaan kumulatif bergeser untuk suatu Δg tertentu.
- Defisit anggaran meningkatkan jumlah uang beredar, sedangkan defisit pembayaran menguranginya.
- Bila kenaikan pengeluaran pemerintah menyebabkan neraca pembayaran luar negeri defisit maka perlu dilakukan devaluasi, sedangkan bila neraca pembayaran luar negeri surplus maka perlu dilakukan upvaluasi.
Chapter 22. Trend Growth in the Static Model
TREND PERTUMBUHAN MODEL STATIK
- Jalur potensial output dapat dianggap sebagai garis trend yang mungkin dari potensial output: kebijakan fiskal dan moneter harus diatur untuk mempertahankan actual output semakin mendekati potensial output.
- Kestabilitasan kebijakan adalah langkah yang diambil untuk mengurangi perbedaan jalur potensial output dengan output actual dan menjaga output actual dekat dengan tingkat potensialnya.
- Model statis telah menunjukkan bagaimana memanipulasi beberapa variabel seperti belanja pemerintah, tarif pajak, atau supply uang agar dapat menutup jarak antara actual output dan output potensial. Sehingga, jika investasi atau pembelanjaan pelanggan jatuh di bawah level terkait dengan output potensial dan pemasukan, pemerintah dapat mengambil langkah kebijakan moneter atau fiskal untuk menyeimbangkan pengaruh jatuhnya investasi atau pembelanjaan pelanggan untuk mempertahankan level naik menuju potensial.
- Jalur pertumbuhan aktual ekonomi ditunjukkan pada garis Trend. Untuk menemukan trend yang dibutuhkan dalam variabel kebijakan, maka asumsi pertumbuhan ekonomi mendekati jalur tingkat pengangguran pada level rata-rata yang diberikan, mungkin 5%, dimana ditetapkan sebagai full-employment.
- Sifat long-run trend dari kebijakan fiskal dan moneter pemerintah yang akan menjaga pertumbuhan ekonomi mendekati trend path. Dalam short run akan ada naik turun permintaan individu, tinggi atau rendahnya tingkat investasi atau konsumsi yang membutuhkan naik atau rendahnya pembelanjaan pemerintah, besarnya pajak, atau supply uang untuk menjaga actual ouput mendekati potensial.
- Supaya tidak ada inflasi maka tingkat pertumbuhan upah harus sama dengan tingkat pertumbuhan produktivitas tenaga kerja. Jadi bila buruh hanya menuntut upah tapi tidak meningkatkan produktivitasnya maka akan terjadi inflasi.
- Jika inflasi mencapai nol, tingkat pertumbuhan gaji akan secara sederhana menunjukkan pertumbuhan produktivitas.
- Untuk menjaga pasar uang pada keseimbangan tetap, atau lebih tepatnya, tidak memiliki trend, tingkat suku bunga dengan output riil dan harga yang tumbuh seiring trend, tingkat pertumbuhan trend pada supply uang, kira-kira 4-5% sama dengan pada GNP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar