Senin, 29 September 2014

Kejujuran

Kejujuran tidak dapat dinilai dengan kata-kata
Kejujuran juga tidak dapat dilihat dari manisnya rupa
Kadangkala yang jujur dikatakan "berdusta",sedangkan "si pendusta"terlihat jujur dimata manusia.
Namun hanya Allah jua yang Maha Mengetahui dan berhak menilai hambaNYA .
Dalamnya laut masih bisa diukur tapi dalamnya hati tiada siapapun yang tahu.
Lebih baik disakiti dengan kejujuran daripada dibahagiakan dengan dusta.
Percayalah kejujuran akan membuat hidup kita lebih tenang.
Aamiin Allahuma Aamiin

( AMALAN ) BENTENG MUSLIM DIPAGI DAN PETANG UNTUK KEMENANGAN DUNIA DAN AKHIRAT



Wahai para pedamba husnul khatimah, pagari dirimu dengan zikir pagi dan sore hari sehingga kalian senantiasa dalam ruang lingkup berkah zikir tersebut. Wahai yang menginginkan husnul khatimah, bentengi dirimu dengan doa sebelum dan sesudah tidur sehingga engkau tetap dalam cakupan berkah doa tersebut. Dan jika Anda sekalian ditakdirkan kembali ke rahmat Allah SWT dalam keadaan seperti ini, insyaallah Anda sekalian berpeluang menutup lembaran hidup dengan tetes akhir tinta husnul khatimah yang mengharukan.
Jika Anda bertanya: “kenapa orang yang berzikir punya keistimewaan seperti ini?” Jawabku: “zikir itu terhitung ibadah yang enteng dilakukan. Olehnya itu, banyak orang yang lalai bahkan meremehkannya. Karena dia ringan dilakukan, ia pun berpeluang besar selamat dari puji diri.
Bukankah yang biasanya dicampuri riya’ ibadah-ibadah besar yang kadang sulit dilaksanakan seperti: shalat, zakat dan haji. Zikir punya keistimewaan dan pahala yang besar. Yang demikian itu karena tidak ada yang mengetahui isi hati orang yang berzikir kecuali orang itu sendiri.
Boleh jadi orang yang berzikir dikira lagi menghayal, mengingau, berpikir atau sedang menghitung laba dan rugi pekerjaannya, padahal, hatinya ternyata lagi terjalin dengan pemilik Arsy yang Maha Agung dalam sebuah komunikasi zikir. Sementara itu, semakin tersembunyi sebuah ibadah, semakin tinggi pahalanya. Puasa salah satu contohnya punya pahala yang besar karena yang tahu benar atau bohongnya orang yang mengaku berpuasa hanyalah Allah Semata. Demikian juga dengan zikir, hanya Allah yang tahu.”
Kita masih berada didalam kemuliaan sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah ini, di antaranya sabda Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Karenanya dianjurkan atas orang Islam pada hari-hari tersebut untuk bersungguh-sungguh dalam ibadahnya, di antaranya shalat, membaca Al-Qur’an, dzikrullah, memperbanyak doa, membantu orang-orang yang kesusahan, menyantuni orang miskin, memperbaharui janji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Masih ada satu amalan lagi yang utama pada hari-hari tersebut, yaitu berpuasa sunnah di dalamnya.
Ingin husnul khatimah? Hidupkan setiap hari zikir pagi dan sore hari. Yang demikian itu bertujuan membentengi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Di samping itu, yang bezikir pagi dan sore hari, jiwanya senantiasa dalam lingkaran berkah ruh zikir tersebut. Dengan berkahnya, Allah akan memudahkan segala urusannya, menyelamatkannya dari fitnah dan bahaya dan jika ajal menghampirinya, ia masih dalam ruang lingkup ruh zikir, sehingga ia kembali ke rahmat Allah dalam keadaan berzikir.
Diantara amalan pagi ( Habis Shalat Shubuh) dan petang (Habis Shalat Ashar) Sbb
A) Membaca SAYYIDUL ISTIGHFAR
أَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لآ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbii laa ilaaha illa Anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduk(a), wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’-dika maa s-ta-tho’tu, a-‘uudzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-‘u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-‘u bi zan(m)bi faagh-firlii fainnahu laa yaghfiru dz-dzunuuba illa Anta.” (Dibaca pagi dan sore 1x)
“Ya Allah, Engkau adalah Robb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjian­ku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat me­ngampuni dosa kecuali Engkau.”
“Barang siapa membacanya dengan yakin ketika petang hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk syurga, dan demikian juga ketika pagi hari” (H.R. Bukhari VII/150)
B) Doa Perlindungan
بِسْمِ اللهِ لآ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلآ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Bismillahi laa ya-dhurru ma-‘a s-mihi syai-‘un fii l-ardh(i) wa laa fii s-samaa-‘i wa huwa s-samii-‘u l-‘aliim(u).” (Dibaca pagi dan sore 3x)
“Dengan Nama Allah yang tidak ada bahaya atas Nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.” (H.R. Abu Daud dan at-Tirmizi, Lihat Shahih Ibnu Majah II/332)
“Barang siapa membaca tiga kali ketika pagi dan petang, tiada sesuatu pun yang membahayakan dirinya” (H.R. Abu Daud, at-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad, Menurut Ibnu Baaz isnadnya hasan)
C) Doa Keridhoan Allah
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلآمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“Ro-dhiitu billahi robbaa(n), wa bi l-islaami diinaa(n), wa bi muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaa(n).” (Dibaca pagi dan sore 3x)
“Aku rela (ridho) Allah sebagai Robb-ku (untuk­ku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”
“Barang siapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan petang hari, maka hak Allah memberikan keridhoan-Nya kepadanya pada hari Kiamat” (H.R. Ahmad IV/337, an-Nasa-‘i dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 4, Ibnu Sunni 68, Abu Daud IV/418, at-Tirmizi V/465, dan Syaikh Ibnu Baaz berpendapat hadis tersebut hasan)
D) Tahlil Penyelamat
لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u),” (Di­baca setiap hari 100x atau 10x atau cukup 1x)
“Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
“Barang siapa membacanya sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, baginya perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga petang hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih baik lagi dari itu.” (H.R. Bukhari IV/95 dan Muslim IV/2071)
Sumber : Yusuf Mansyur Nerwork

Rabu, 05 Februari 2014

Pengolahan Gula Menjadi Tebu


  1.   Ekstraksi Nira
  2.   Penjernihan
  3.   Penguapan
  4.   Kristalisasi
  5.   Pemisahan kristal
  6.   Pengeringan
  7.   Pengemasan
  8.   Penyimpanan

a.  Ekstraksi nira adalah proses pemerahan cairan tebu (nira) dari batangnya dengan menggunakan gilingan yang terbuat dari kayu atau  dari logam.

b.  Penjernihan nira
     Nira mentah sebagai hasil dari bagian ekstraksi masih banyak mengandung bahan-bahan yang larut, tidak larut, dan kolodial.
- Larut : gula, gula reduksi, kation K, Ca, Mg, Fe, Al, yang   terikat oleh asam anorganik/ organik
- Koloidal : tetes, putih telur, zat warna, senyawa oleh besi, aluminium
- Tidak larut : pasir, tanah, ampas halus
Maksud penjernihan nira adalah untuk memisahkan sebanyak mungkin kotoran (zat-zat bukan gula) dalam nira hasil ekstraksi, dengan tanpa merusak gula.
Nira mentah yang berasal dari tebu muda, sangat masak, mati atau terbuka, mengandung lebih banyak putih telur, gula reduksi, dan asam-asam, sehingga menyulitkan jalannya penjernihan. 
Di Indonesia ada tiga proses penjernihan yang umum dilakukan, yaitu 
  • cara defekasi, 
  • cara sulfitasi, dan 
  • cara karbotasi.
Cara Defekasi
Merupakan cara tertua dan juga paling sederhana. Dalam proses ini digunakan bahan pembersih utama berupa kapur. Kapur diberikan setelah nira netral, akan terbentuk endapan yang dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Gula yang dihasilkan dari proses penyaringan dengan cara defekasi adalah gula tanjung atau HS (hoofd suiker).

Cara Sulfitasi
Dalam proses ini digunakan bahan penjernih berupa kapur tohor. Selain itu, juga digunakan gas sulfit yang diperoleh dari hasil pembakaran belerang. Zat sulfit digunakan untuk menetralkan kelebihan kapur yang diberikan secara berlebihan dalam proses ini. Ca sulfit yang kemudian terbentuk akan turut membantu mengefisienkan pembersihan kotoran. Gula yang dihasilkan dari proses penjernihan cara sulfitasi adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Suiker).

Cara karbonatasi
Bahan pembersih yang digunakan dalam cara ini adalah kapur dan gas CO2, Gas CO2 diperoleh dari pembakaran batu kapur. Berbeda dengan cara di atas, cara karbonatasi menggunakan kapur yang lebih banyak. Untuk menetralkan kelebihan kapur tersebut digunakan asam karbonat, yaitu hasil dari reaksi gas CO2 dan air. Endapan yang terbentuk dari proses ini (CaCO3) akan menyerap pula bahan-bahan yang bukan gula lainnya. Dengan demikian, penjernihan terjadi lebih efisien. Gula yang dihasilkan dari cara karbonatasi adalah gula putih atau SHS I.

c. Penguapan
Cairan tebu (nira) yang sudah jernih masih banyak mengandung air. Sebagian besar air dalam nira ini dihilangkan dengan cara penguapan (evaporasi).
Penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator yang biasanya terdiri dari rangkaian 4-5 bejana yang bekerja secara berkesinambungan. Uap yang dihasilkan dari satu bejana sebagai uap  pemanas bejana berikutnya.
Dalam bejana nomor 1, nira diuapkan dengan menggunakan bahan pemanas uap bekas, secara tidak langsung. Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap. Dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira dari tromol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan dengan kondenspot. Dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1. Kemudian uap nira yang mengembun dikeluarkan dengan michaellispot. Di dalam bejana nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai pada bejana penguapan terakhir. Nira pada bejana terakhir merupakan larutan hampir jenuh dengan kepekatan sekitar 60% brix. Uapnya dibuang ke kondensor sentral dengan perantaraan pompa vakum.

d. Kristalisasi
Pada tahap ini digunakan pan vakum yaitu tempat di mana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, akan terbentuk kristal. Pengkristalan terjadi dari sebagian sukrosa yang semula larut, kemudian memisahkan diri dan membentuk kristal.

Kristalisasi dilakukan secara bertahap, agar proses pengaliran tidak sulit dan untuk mencegah terjadinya karemelisasi dan terbentuknya kerak akibat pemanasan terus-menerus. Setiap pan menghasilkan masakan yang disebut masekuit, yaitu suatu larutan yang sangat pekat dan banyak mengandung kristal-kristal gula. Masekuit ini lalu didinginkan dalam palung pendingin yang terdapat di bawah setiap pan. Tujuan pendinginan masakan adalah mengusahakan agar proses kristalisasi terus berlanjut dengan semakin dinginnya masakan. Seperti kita ketahui, dalam suhu rendah tingkat kelarutan gula akan menurun.  Agar molekul-molekul sakrosa yang larut dapat menempel pada bidang permukaan kristal yang telah ada, maka selama pendinginan harus dilakukan pengadukan

e. Pemisahan Kristal Gula
Dalam palung pendingin, masekuit masih berupa larutan dengan banyak kristal sukrosa di dalamnya. Kristal – kristal ini harus dipisahkan dari saluran yang menyertainya. Pemisahan kristal dapat dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja dengan gaya sentrifugal. Dari palung pendingin, larutan dialirkan ke saringan pemisah kristal (puteran), karena alat yang biasanya berupa tromol ini dapat bergerak berputar. Hasil dari proses pemisahan kristal adalah kristal gula dan molasse (tetes).

f.  Pengeringan, Pengemasan, dan Penyimpanan
Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-kira 20%. Gula yang mengandung air akan lebih mudah rusak dibandingkan gula kering. Untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai udara panas kira-kira 80oC.
Pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan gula SHS pada talang goyang yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Untuk proses pengeringan, cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula lebih banyak menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara panas pengering.


Sabtu, 19 Oktober 2013

Kunci Kesehatan

Tahukah Anda?
  • 90% sumber penyakit berasal dari sistem pencernaan yang kotor dan tidak berfungsi dengan baik.(Dr. Harvey W. Kellog)
  • Penyebab mayoritas penyakit bukan bakteri, melainkan toksin yang berasal dari proses fermentasi sampah sisa makanan yang mengendap pada usus. (Dr. Henry Beyler)
  • Jika setiap orang menjaga kebersihan ususnya maka 95% klinik kesehatan akan tutup akibat kekurangan pasien.(Dr. Norman Walker)
  • Jenis makanan dan keadaan saluran pencernaan berhubungan erat dengan timbulnya tumor entah jinak atau ganas dan lebih jauh lagi berhubungan dengan semua penyakit yang sudah muncul mau pun yang belum muncul. (Dr. Hiromi Shinya)
  • Sampah pencernaan yang tidak terbuang selain menghambat daya serap nutrisi juga dapat menghasilkan toksin yang mengakibatkan kerusakan sel-sel jaringan tubuh. (Dr. Deby Vinski, AAMS)
Sumber Terjadinya:
 
Usus besar adalah bagian akhir dari sistem pencernaan yang sesungguhnya telah menjadi masalah paling serius yang mengancam kesehatan. Usus besar layaknya tong sampah yang menampung sisa makanan lalu dihancurkan melalui proses pembusukan oleh bakteri. 

Kebiasaan makan tidak baik seperti mengunyah terburu-buru, lebih dominan daging dan kurangnya komposisi serat pada makanan menyebabkan pembusukan sisa makanan terus meningkat hingga mampu menghasilkan 15 kg kotoran berupa kerak yang menumpuk bertahun-tahun pada dinding usus.

Sedikit demi sedikit menjadi semakin tebal, kaku dan menyempit hingga meningkatkan tekanan pada internal dinding usus. 

Kotoran semakin sulit didorong keluar, hasilnya perut semakin membuncit akibat dari tinja yang terperangkap dan terus berdiam dalam usus besar untuk waktu yang lama.

Berbagai Masalah Yang Ditimbulkan:
Kotoran stagnan yang terkumpul dalam divertikula lalu berfermentasi menjadi toksin penyebab terjadinya mutasi genetis sel-sel pada area tersebut hingga menimbulkan polip. Polip-polip itu tumbuh dan berkembang, disinilah cikal bakal kanker usus bermula.

Pada tahap selanjutnya penumpukan kerak pembusukan sisa makanan terus meningkatkan produksi toksin hingga ikut masuk ke dalam darah bersama dengan penyerapan air di usus besar. 

Toksin ini sangat membebani kerja liver, lambat laun fungsi liver melemah hingga tidak mampu menetralisir toksin. Toksin beredar keseluruh tubuh dan menimbulkan kerusakan sel-sel jaringan tubuh lainnya. 

Lambat laun fungsi organ tubuhnya ikut menurun dan menimbulkan berbagai penyakit seperti stroke, jantung koroner, diabetes militus, maag, hypertensi, tumor, kanker payudara, prostat, gagal ginjal, pengerasan pembuluh darah dan lain sebagainya. 

Fungsi liver melemah biasanya disertai keluhan seperti sesak nafas, detak jantung yang cepat dan tidak teratur, mudah lelah, gangguan pikiran, haid tidak teratur, insomnia dan perut membuncit. Efek pencernaan yang kotor akan tampak dari luar, seperti penuaan dini, kebotakan, kulit kendur, flek, keriput dan lemak bergelambir.

SOLUSI:

  1. Biasakan mengunyah makanan hingga hancur sebelum menelan. Vili usus manusia hanya dapat menyerap za-zat sebesar 15 mikron (0,015 mm) dan apa pun yang lebih besar dari ukuran itu akan diekskresikan menjadi sampah dalam usus.
  2. Tingkatkan asupan serat harian minimal 25 gram/hari atau setara dengan 400 - 500 gr buah dan sayuran/hari. Serat berfungsi untuk menghambat kerja enzim amylase tanpa merusak flora usus, membantu mengontrol kadar gula darah, meningkatkan kadar air dalam feses, mengikat asam empedu, toksin, dan mengencerkan senyawa karsinogen dalam usus.
Sumber GNT